fbpx

Macam-macam Metode Pengolahan Kopi yang Umum Ditemui

By Café News on July 31, 2023

Saat ini, kopi menjadi salah satu minuman yang populer dan digemari oleh banyak orang di seluruh dunia. Tidak bisa dipungkiri, popularitas kopi membuat minuman tersebut menjadi salah satu bagian dari gaya hidup banyak orang. Metode pengolahan kopi pun juga semakin digali penikmat kopi.

Key Takeaways

  • Biji kopi pada dasarnya dapat memengaruhi aroma dan rasa yang muncul dari secangkir kopi saat diminum.
  • Biji kopi juga harus melalui beragam metode pengolahan kopi sebelum dipasarkan maupun diseduh, yang mana masing-masing metode dapat menamabah karakteristik kopi itu sendiri.

Popularitas kopi didorong karena kopi telah menjadi pendamping setia dalam bekerja, menemani saat belajar, serta memberikan kenikmatan saat bersantai di pagi atau sore hari. Proses menyeduh dan menikmati secangkir kopi yang lezat merupakan pengalaman yang unik dan tak dapat digantikan.

Oleh karena itu, banyak orang yang datang ke café untuk sekadar membeli maupun menikmati secangkir kopi. Tidak hanya itu, sebagian penikmat kopi juga sudah menjadi home brewer dengan menyeduh kopinya sendiri di rumah.

Untuk mendapatkan secangkir kopi yang nikmat, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan. Banyak orang yang menganggap jika nikmatnya kopi yang dibeli dari café berkat keterampilan dari barista dan mesin kopi yang digunakan. Namun, ada satu elemen yang paling penting, yaitu biji kopi yang digunakan.

Biji kopi dapat memengaruhi aroma dan rasa yang muncul dari secangkir kopi saat diminum. Biji kopi yang berkualitas tentunya dapat menghasilkan kopi yang nikmat juga. Namun, tahukah Anda jika biji kopi harus melalui berbagai proses yang panjang? Salah satunya mengolah buah kopi menjadi biji kopi yang siap diseduh.

Artikel ini akan membahas macam-macam metode pengolahan kopi yang perlu diketahui bagi Anda pemilik café maupun penikmat kopi. Baca artikel ini sampai selesai.

4 Metode Pengolahan Kopi yang Perlu Diketahui

Natural Process

Natural process adalah salah satu metode pengolahan kopi tertua yang telah ada sepanjang sejarah pengolahan kopi. Setelah dipetik, buah kopi disebut "ceri kopi" dihamparkan di atas permukaan alas plastik dan dikeringkan di bawah sinar matahari. Beberapa produsen kopi juga menggunakan teras bata atau meja pengering khusus yang memiliki aliran udara di bagian bawah. Selama proses pengeringan di bawah sinar matahari, biji kopi harus secara berkala dibalik agar kering secara merata dan mencegah pertumbuhan jamur atau pembusukan.

Dalam natural process, biji kopi yang dikeringkan masih berada dalam bentuk ceri dengan semua lapisan kulitnya. Proses alami ini menyebabkan fermentasi alami pada ceri kopi karena kulit luar ceri akan terlepas dengan sendirinya.

Natural process ini diketahui memberikan aroma dan rasa seperti buah-buahan pada kopi, seperti blueberry, strawberry, atau buah tropis lainnya. Kopi yang diolah dengan metode natural process cenderung memiliki tingkat keasaman atau acidity rendah dan body yang lebih banyak.

Namun, natural process juga memiliki risiko karena rentan terhadap perubahan cuaca yang tiba-tiba. Curah hujan menjadi tantangan bagi beberapa produsen kopi, terutama di daerah dengan curah hujan yang tidak menentu dan tidak terduga.

Washed Process

Dalam metode pengolahan kopi washed process, prosesnya melibatkan penghilangan getah dan kulit luar (the parchment) dengan menggunakan gesekan, fermentasi, dan air. Setelah buah kopi dipetik, mereka diiris terbuka, dan biji kopi (kacang-kacangan) dipisahkan dari buah, meninggalkan lapisan luar. Durasi fermentasi kopi bervariasi antara produsen, umumnya berkisar antara 24-36 jam tergantung suhu dan ketebalan lapisan getah pada ceri kopi.

Secara lebih rinci, setelah dipanen, ceri kopi biasanya disortir dengan cara merendamnya dalam air. Ceri yang mengapung akan dibuang, sedangkan yang tenggelam akan dipertahankan untuk proses selanjutnya karena dianggap matang.

Kulit luar dan daging ceri kopi dihilangkan menggunakan mesin pengupas yang disebut depulper. Biji kopi yang telah terlepas dari kulit kemudian dibersihkan dengan merendamnya dalam wadah air, sehingga sisa-sisa kulit yang masih menempel dapat terlepas sepenuhnya melalui proses fermentasi.

Kopi yang dihasilkan dari metode washed process umumnya memiliki karakter yang lebih bersih, ringan, dengan sentuhan rasa buah yang sedikit, serta body yang cenderung ringan dan lembut. Tingkat keasaman (acidity) pada kopi juga lebih mencolok.

Semi-Washed

Metode pengolahan kopi semi-washed masih sering ditemukan di Indonesia dan dikenal dengan istilah "giling basah". Metode pengolahan kopi semi-washed memiliki proses yang sama persis dengan metode washed coffee. Pada tahap awal seperti dalam proses washed coffee, biji kopi dipisahkan dari buahnya menggunakan alat, tetapi biji kopi yang masih dilapisi oleh lapisan getah tidak dibersihkan lagi, melainkan langsung dijemur hingga getahnya mengering.

Setelah dicuci, biji kopi kemudian dikeringkan. Namun, berbeda dengan washed coffee, pengeringan dilakukan hingga kadar air mencapai 30-35%. Biji kopi lalu digiling dan baru kemudian dijemur kembali hingga kadar air turun menjadi 10-12%. Proses ini umumnya digunakan untuk kopi Sumatra. Dalam metode ini, kopi yang dihasilkan memiliki tingkat keasaman yang sedang.

Kopi-kopi dengan metode semi-washed cenderung memiliki tingkat kelembutan yang intens, dengan body yang lebih penuh, dan tingkat keasaman yang lebih rendah dibandingkan dengan kopi-kopi yang diproses dengan metode washed sehingga keasaman cenderung sedang. Selain itu, dikatakan bahwa kopi dengan metode ini juga memiliki ragam rasa yang lebih kaya.

Honey Process

Metode pengolahan kopi selanjutnya adalah metode honey process. Metode honey process merupakan salah satu metode pasca-panen yang umum digunakan di seluruh dunia, terutama di banyak negara Amerika Tengah. Belakangan, metode ini juga semakin populer di Indonesia.

Dalam proses madu, buah kopi akan dikupas menggunakan mesin mekanis, namun menggunakan jumlah air yang lebih sedikit dibandingkan dengan metode pulped natural. Mesin pengupas akan diatur sedemikian rupa untuk menentukan seberapa banyak daging buah yang ingin tetap menempel pada biji sebelum dijemur.

Lapisan daging yang masih menempel ini disebut dengan madu (honey). Secara sederhana, pada proses madu terdapat sedikit lendir atau mucilage yang tampak lengket pada biji kopi. Oleh karena itu, proses ini dinamakan sebagai proses madu, bukan karena penggunaan madu dalam proses pengolahan kopi.

Kopi yang diproses menggunakan metode ini cenderung memiliki rasa yang manis dibandingkan dengan metode pengolahan lainnya. Proses madu membutuhkan waktu sekitar 15-24 hari untuk mendapatkan biji kopi yang siap untuk dipanggang (roasting) dan digiling.

Cari Sewa Mesin Kopi Berkualitas?

Pada dasarnya, kelezatan kopi sangat bergantung pada kualitas biji kopi dan teknologi mesin kopi yang digunakan. Mesin kopi merupakan investasi penting bagi pemilik café. Dengan memiliki mesin kopi dan peralatan barista yang berkualitas, café Anda dapat menyajikan secangkir kopi lezat dan mengesankan bagi pelanggan.

Namun, pembelian mesin kopi dan peralatan barista bisa memakan biaya besar, yang mungkin tidak sesuai untuk café yang baru dibuka atau pecinta kopi di rumah. Untuk mengurangi beban modal dalam bisnis café, Anda dapat menghemat biaya dengan memanfaatkan layanan sewa mesin kopi yang ditawarkan oleh Caférentals di Cafémaker!Caférentals adalah layanan khusus yang dirancang untuk pemilik usaha café, yang memungkinkan Anda menyewa mesin kopi dengan biaya terjangkau dan tanpa perlu khawatir tentang biaya perawatan. Kunjungi situs kami untuk mendapatkan informasi lebih lengkap mengenai layanan ini!

Article written by Café News

Related Posts

PT CAFE MAKER INDONESIA © 2025 All Right Reserved
arrow-down